Gambar Sampul IPS · BAB XVI PERMINTAAN, PENAWARAN, DAN HARGA PASAR
IPS · BAB XVI PERMINTAAN, PENAWARAN, DAN HARGA PASAR
Sugiharso

24/08/2021 13:36:36

SMP 8 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Bab XVI Permintaan, Penawaran, dan Harga Pasar

221

BAB

XVI

PERMINTAAN, PENAWARAN,

DAN HARGA PASAR

PETA KONSEP

PENAWARAN

PERMINTAAN

melahirkan

Setelah mempelajari materi ini diharapkan siswa memiliki kompetensi untuk

mendeskripsikan pengertian permintaan, penawaran, serta hukum permintaan

dan hukum penawaran; mengidenti

fi

kasi faktor-faktor yang mempengaruhi

permintaan dan penawaran; menyebutkan pengertian harga pasar (harga

keseimbangan); dan mendeskripsikan proses terbentuknya harga pasar.

PENJUAL

PEMBELI

PASAR

HARGA PASAR

melahirkan

menurunkan

menurunkan

Konsep permintaan dan penawaran merupakan konsep dasar yang melandasi teori-

teori ekonomi. Permintaan dan penawaran juga melahirkan konsep harga pasar. Dengan

memahami konsep dasar permintaan, penawaran, dan harga pasar, siswa akan mendapatkan

pedoman untuk bertindak rasional sebagai pelaku ekonomi

Kata Kunci

permintaan; penawaran; jumlah barang yang diminta (Qd); jumlah

barang yang ditawarkan (Qs); harga (P); hukum permintaan; hukum

penawaran, harga pasar; ceteris paribus

Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VIII

222

A. PERMINTAAN (

DEMAND

)

Ketika kamu mempelajari masalah “permintaan” (

demand

), ada baiknya kamu

menempatkan diri seolah-seolah sebagai pembeli. Dengan menempatkan diri sebagai pembeli

kamu akan lebih mudah menghayati makna permintaan. Perlu juga kamu pahami bahwa

sifat pembeli pada umumnya adalah selalu menghendaki harga yang murah, agar dapat

menghemat pengeluarannya. Berikut akan kita bahas pengertian permintaan, serta berlakunya

hukum permintaan.

1. Apa itu Permintaan dan Bagaimana HukumPermintaan ?

Bu Novi memiliki uang sebanyak Rp20.000,00 khusus untuk membeli roti. Ketika harga

roti Rp2.000,00 per bungkus, ia meminta 10 bungkus. Ketika harga turun menjadi Rp1.500,00

per bungkus, ia minta 13 bungkus dengan menyisakan uang Rp500,-. Ketika harga naik

menjadi Rp2.500,00 per bungkus, ia minta 8 bungkus. dan ketika harga naik lagi menjadi

Rp4.000,00 per bungkus, ia hanya minta sebanyak 5 bungkus. Permintaan Bu Novi terhadap

roti itu dapat dipaparkan dalam tabel sebagai berikut.

Tabel 16.1. Permintaan Bu Novi terhadap Roti.

Harga/Bungkus ( Rp )

Jumlah Yang Diminta

( bungkus)

1.500,00

2.000,00

2.500,00

4.000,00

13

10

8

5

Kesanggupan Bu Novi untuk membeli berbagai jumlah roti (13, 10, 8, dan 5) pada

berbagai tingkat harga (Rp1.500,00; Rp2.000,00; Rp2.500,00; dan Rp4.000,00) itu menunjukkan

permintaan Bu Novi terhadap roti.

Apabila digambarkan dalam kurva, permintaan Bu Novi tersebut dapat digambarkan

sebagai berikut.

Gambar 16.1

Kurva Permintaan Novi terhadap roti.

Penawaran

Bab XVI Permintaan, Penawaran, dan Harga Pasar

223

Keterangan Gambar 16.1:

P (Price)

: Harga

Qd (Quantity)

: Jumlah barang yang diminta

DD

: Kurva Permintaan

(Kurva Permintaa selalu bergerak dari kiri tas ke kanan bawah, atau sebaliknya)

Permintaan Bu Novi di atas dapat juga terjadi pada masyarakat secara umum terhadap

barang yang bersangkutan (roti). Oleh karena itu, muncullah permintaan masyarakat terhadap

roti. Seperti halnya permintaan Bu Novi terhadap roti, permintaan masyarakat terhadap roti

juga menggambarkan “kesanggupan masyarakat untuk meminta (membeli) berbagai jumlah

roti pada berbagai tingkat harga dalam waktu tertentu”.

Tabel 16.1 dan Gambar 16.2 menunjukkan bahwa pada harga (P) 2500, jumlah roti yang

diminta (Qd) bu Novi sebanyak 8. Jika P naik menjadi 4000, maka Qd berkurang menjadi

5. Sebaliknya jika P turun menjadi 2000, maka Qd bertambah menjadi 10. Dari hubungan

P dan Qd tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa “jika harga naik, maka jumlah barang

yang diminta akan berkurang, dan sebaliknya jika harga turun, maka jumlah barang yang

diminta akan bertambah”. Ini berarti antara harga (P) dan jumlah barang yang diminta

(Qd) memiliki hubungan yang berkebalikan (terbalik). Hubungan yang bersifat terbalik

antara harga dan jumlah barang yang diminta itulah yang kemudian dikenal dengan “hukum

permintaan”.

Hukum permintaan itu akan berlaku apabila dipenuhi asumsi (anggapan) bahwa: (1) Qd

merupakan faktor yang tergantung dari P; (2) keadaan ceteris paribus (faktor-faktor selain P

dan Qd dianggap tetap). Apabila asumsi ini tidak terpenuhi, maka hukum permintaan juga

tidak berlaku.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan

Permintaan seseorang atau masyarakat terhadap suatu barang ternyata tidak selamanya

tetap. Coba perhaikan permintaan Bu Novi terhadap roti tersebut di atas! Ketika harga

Rp2.000,00, ia minta 10 bungkus roti. Hal itu terjadi karena jumlah uang yang tersedia

untuk membeli roti Rp20.000,00. Bagaimana jika uang yang tersedia untuk membeli roti

bertambah menjadi Rp30.000,00 ? Tentu ia akan menambah jumlah permintaannya menjadi

15 bungkus roti. Sebaliknya, jika jumlah uang yang tersedia untuk membeli roti hanya

Gambar 16.2.

Jumlah roti yang diminta Bu Novi

tergantung pada tinggi rendahnya harga roti

tersebut. (Sumber : www.i5.photobucket.com )

Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VIII

224

Rp16.000,00, maka permintaannya terhadap roti tentu akan berkurang menjadi 8 bungkus.

Hal ini menunjukkan bahwa jumlah uang (pendapatan) yang tersedia untuk membeli akan

mempengaruhi permintaan Bu Novi terhadap roti tersebut.

Sekarang bagaimana jika selera konsumsi Bu Novi terhadap roti berubah? Semula Bu

Novi berselera (suka) terhadap roti, Tetapi sekarang seleranya sudah menurun (bosan).

Tentu hal ini akan berakibat pada permintaannya terhadap roti. Meskipun harga roti turun,

mungkin ia tidak akan menambah jumlah permintaannya. Bahkan ketika harga roti turun,

ia justru mengurangi permintaannya. Sebaliknya jika selera konsumsi Bu Novi terhadap roti

semakin tinggi (makin suka), tentu permintaannya terhadap roti akan semakin bertambah.

Meskipun harga naik, ia mungkin akan menambah permintaannya. Hal ini berati bahwa

selera Bu Novi terhadap roti akan mempengaruhi permintaannya terhadap roti tersebut.

Berdasarkan kedua peristiwa di atas, kamu dapat mengambil kesimpulan bahwa jumlah

uang (pendapatan) yang tersedia untuk membeli dan selera konsumsi orang terhadap suatu

barang memiliki hubungan yang sangat erat dengan permintaan orang tersebut terhadap

barang yang bersangkutan. Apabila jumlah uang (pendapatan)nya tinggi, maka jumlah

permintaannya juga cenderung tinggi, atau sebalknya. Begitu pula apabila selera orang

terhadap suatu barang itu tinggi (sangat suka), maka jumlah permintaannya juga akan

cenderung tinggi, atau sebaliknya.

Tugas 16.1

Permintaan seorang pembeli di pasar barang “telur” digambarkan sebagai berikut. Pada

harga Rp10.000,00/kg, ia sanggup membeli (minta) “telur” sebanyak 20 kg. Ketika harga

naik menjadi Rp12.500,00/kg, ia minta sebanyak 15 kg. Gambarkan kurva permintaan

pembeli tersebut dalam selembar kertas HVS, kemudian kumpulkan kepada guru!

B. PENAWARAN (SUPPLY)

Apabila konsep permintaan muncul dari kegiatan membeli , maka konsep penawaran

muncul dari adanya kegiatan penjual. Oleh karena itu, ketika kamu mempelajari persoalan

penawaran, sebaiknya kamu menempatkan diri seolah-olah sebagai penjual atau produsen

yang akan menjual barangya. Dalam menjual barang, biasanya produsen/penjual selalu

menginginkan harga yang tinggi, agar dapat memperoleh keuntungan yang maksimal

(besar).

1. Apa itu Penawaran dan Bagaimana Hukum Penawaran?

Apabila kamu sebagai produsen/penjual sepatu, apa yang akan kamu lakukan ketika

melihat harga sepatu naik (tinggi)? Apa pula yang akan kamu lakukan jika harga sepatu

turun (rendah)? Sebagai produsen/penjual yang rasional, ketika harga naik/tinggi tentu

kamu akan memproduksi dan menjual barang sebanyak-banyaknya, sehingga jumlah barang

yang ditawarkan akan semakin besar. Sebaliknya jika harga turun/rendah, tentu kamu akan

Bab XVI Permintaan, Penawaran, dan Harga Pasar

225

merasa lesu untuk memproduksi dan menjual barang tersebut, sehinga jumlah barang yang

ditawarkan akan semakin sedikit.

Perhatikan contoh perilaku seorang produsen/penjual ”roti pisang” berikut! Pada

saat harga roti pisang Rp1.000,00/bungkus, ia sanggup memproduksi dan menjual roti

sebanyak 8.000 bungkus. Ketika harga turun menjadi Rp 8.00,00/bungkus, ia hanya sanggup

memproduksi dan menjual rotinya sebanyak 6.000 bungkus. Tetapi ketika harga naik menjadi

Rp1.250.00/ungkus, ia sanggup memproduksi dan menjual rotinya sebanyak 10.000 bungkus.

Bahkan jika harga menjadi Rp1.500,00/bungkus, ia sanggup memproduksi dan menjual

rotinya sebanyak 14.000 bungkus. Kesanggupkan produsen/penjual untuk menjual rotinya

itu dapat ditabelkan seperti Tabel 16.2 berikut.

Tabel 16.2: Kesanggupan Produsen/Penjual untuk mejual roti.

Harga/Bungkus ( Rp )

Jumlah Yang Ditawarkan

( bungkus )

800,00

1.000,00

1.250,00

1.500,00

6.000

8.000

10.000

14.000

Tabel 16.2 di atas menggambarkan kesanggupan produsen/penjual untuk menjual

berbagai jumlah rotinya (6.000, 8.000, 10.000, dan 14.000 bungkus) pada berbagai tingkat

harga (Rp800,00; Rp1.000,00; Rp1.250,00; dan Rp1.500,00 per bungkus). Kesanggupan menjual

berbagai jumlah roti pada berbagai tingkat harga tersebut merupakan penawaran roti dari

pak Mahmud. Penawaran produsen/penjual tersebut jika digambarkan kurvanya akan

nampak seperti gambar 16.3 berikut.

Gambar 16.3

Kurva Penawaran Roti dari

Produsen/Penjual roti pisang.

Keterangan:

pada harga (P) = 1.000, jumlah yang ditawarkan (Qs) = 8000. Jika P naik

menjadi 1.250, maka Qs naik menjadi 10.000. Tetapi jika P turun menjadi 800, maka Qs juga

berkurang/turun menjadi 6000.

Penawaran

SS = Kurva penawaran

Qs = jumlah yang ditawarkan

Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VIII

226

Contoh itu sebenarnya bisa juga berlaku bagi

produsen/penjual pada umumnya. Jika menyangkut

produsen/penjual secara umum, penawaran barang

“roti” menggambarkan “kesanggupan produsen/penjual

barang “roti” untuk menjual berbagai jumlah barang

“roti” pada berbagai tingkat harga”. Dari contoh di atas,

kita memperoleh gambaran bahwa ketika harga naik

(tingg), maka jumlah barang yang ditawarkan cenderung

bertambah, dan jika harga turun (rendah), maka jumlah

yang ditawarkan cenderung berkurang. Hal ini berarti

bahwa antara harga (P) dan jumlah yang ditawarkan (Qs)

memiliki hubungan yang searah. Artinya jika P naik maka Qs juga naik/bertambah, dan

jika P turun maka Qs juga turun/berkurang. Hubungan itulah yang dikenal dengan hukum

penawaran. Seperti halnya hukum permintaan, hukum penawaran akan berlaku jia ada

asumsi keadaan ceteris paribus dan Qs merupakan faktor yang tergantung pada P.

B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN

Coba kamu perhatikan pasar (kios) buah yang ada di sekitarmu! Kamu akan melihat,

suatu saat banyak rambutan dijual (ditawarkan), bahkan melimpah. Tetapi suatu saat sedikit

sekali rambutan yang dijual (ditawarkan), bahkan hampir tidak ada. Begitu pula buah-buahan

yang lain. Biasanya rambutan banyak ditawarkan jika sedang musim panen (rambutan).

Pada saat musim panen, jumlah produk rambutan berlimpah-limpah, tetapi pada saat tidak

musim panen, buah rambutan tentu langka (hampir tidak ada). Hal itu menunjukkan bahwa

penawaran rambutan dipengaruhi oleh jumlah rambutan yang dihasilkan. Berdasarkan

kenyataan tersebut dapat dikatakan bahwa penawaran suatu barang akan dipengaruhi oleh

jumlah produk barang yang bersangkutan.

Sekarang perhatikan penawaran sabun detergen di pasar sekitarmu! Ketika di pasar

itu hanya ada produk detergen merk ”A” saja, maka penawaran detergen ”A” tentu banyak.

Tetapi jika di pasar itu juga ada detergen merk ”B” dan merk ”C” (sebagai barang substitusi/

pengganti dari detergen ”A”), tentu penawaran detergen ”A” akan berkurang. Hal ini

menunjukkan bahwa adanya barang substitusi/pengganti (detergen ”B” dan detergen ”C”)

akan berpengaruh terhadap penawaran detergen ”A”. Dengan kata lain, penawaran barang

“A” akan dipengaruhi oleh adanya barang subsitusi dari barang “A” tersebut.

Berdasarkan kenyataan itu, dapat dikatakan bahwa faktor jumlah produk dan barang

substitusi dapat berpengaruh terhadap penawaran barang yang bersangkutan. Jika jumlah

produk barang “Y” semakin besar, maka penawaran barang “Y” tersebut juga semakin

besar. Selanjutnya jika ada barang substitusi maka penawaran barang yang bersakutan akan

cenderung berkurang.

Gambar 16.4

. Ini adalah roti pisang

yang dijual Pak Mahmud. Coba

bedakan antara jumlah roti pisang yang

ditawarkan dan penawaran roti pisang

(Sumber : farm3.static.

fl

ickr.com)

Bab XVI Permintaan, Penawaran, dan Harga Pasar

227

Tugas 16.2

Penawaran seorang produsen/penjual detergen “ABC” adalah sebagai berikut. Pada

harga setinggi 15/unit, jumlah yang ditawarkannya sebanyak 80 unit. Ketika harga naik

menjadi 20/unit, ia sanggup menjual barangnya sebanyak 100 unit. Gambarkan kurva

Penawaran produsen/penjual tersebut dalam selembar kertas HVS, kemudian kumpulkan

kepada guru

C. HARGA PASAR (HARGA KESEIMBANGAN)

Di pasar banyak penjual yang menawarkan barangnya dengan harga tertentu. Harga

yang ditetapkan oleh penjual biasa disebut harga penjual. Harga penjual cenderung tinggi,

karena penjual menginginkan keuntungan yang maksimal. Sementara itu kamu sebagai

pembeli tentu juga menetapkan harga penawaran terhadap barang yang akan kamu beli.

Harga yang kamu tetapkan disebut harga pembeli. Harga pembeli cenderung lebih rendah

dibanding harga penjual. Apabila antara penjual dan pembeli tidak ada kesepakatan terhadap

harga barangnya, maka jual-beli tidak akan terjadi. Tetapi jika antara penjual dan pembeli

ada kesepakatan harga setelah melakukan tawar-menawar, maka transaksi jual-beli akan

terjadi. Harga yang disepakati antara penjual dan pembeli itu selanjutnya disebut harga

keseimbangan (harga pasar).

Gambar 16.5.

Gambar di atas menunjukkan seorang pembeli buah sedang

melakukan tawar-menawar dengan penjual. Proses ini biasanya akan berakhir

pada tingkat harga disepakai bersama (Sumber : www.xentana.com )

Berdasarkan kenyataan tersebut, kamu dapat menyimpulkan bahwa harga pasar terjadi

karena adanya kesepakatan harga antara penjual dan pembeli. Bisa juga dikatakan bahwa

harga pasar terjadi karena adanya keseimbangan atara harga penjual dan harga pembeli.

Oleh karena itu harga pasar juga disebut harga keseimbangan.

Kamu tentu masih ingat, bahwa penjual melahirkan penawaran, sedangkan pembeli

melahirkan permintaan. Oleh karena itu kesepakatan harga antara penjual dan pembeli juga

bisa dikatakan sebagai keseimbangan antara penawaran dan permintaan. Dengan demikian,

harga pasar juga bisa dikatakan sebagai harga yang terjadi setelah ada keseimbangan antara

penawaran dan permintaan.

Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VIII

228

Apabila penawaran diujudkan dalam bentuk kurva S dan permintaan diujudkan dalam

bentuk kurva D, maka harga pasar (harga keseimbangan) akan terjadi pada saat kurva S

berpotongan dengan kurva D. Titik potong kedua kurva itu menunjukkan keseimbangan

antara penawaran dan permintaan. Keseimbangan kurva penawaran dan kurva permintaan

yang melahirkan harga pasar itu dapat digambarkan seperti gambar 16.6 berikut

Gambar 16.6

Keseimbangan kurva S dan kurva D

.

Keterangan:

Gambar 17.5 di atas menunjukkan bahwa keseimbangan antara penawaran

dan permintaan terjadi pada titik E (Equilibrium). Pada titik keseimbangan itu, harga pasar

yang terjadi setinggi OPo, sedangkan jumlah barang yang ditawarkan dan yang diminta

sama sebesar OQo.

Tugas 16.3

Dalam suatu pasar buah kelapa terjadi keadaan sebagai berikut. Pada harga 500/butir,

jumlah yang ditawarkan = 400 butir, sedangkan jumlah yang diminta = 700 butir. Ketika

harga nailk menjadi 600/butir, jumlah yang ditawarkan menjadi 600 butir, sedangkan

jumlah yang diminta menjadi 500 butir. Gambarkan kurva S dan kurva D-nya dalam 1

model! Dari gambar itu kamu akan melihat perpotongan antara kurva S dan kurva D.

Selanjutnya tentukan tingginya harga pasar yang terjadi, serta Qs/Qd pada harga pasar

tersebut!

DD = Kurva permintaan

SS = Kurva penawaran

E = titik Ekuilibrium

(keseimbangan)

Rangkuman

Kegiatan pembeli melahirkan konsep permintaan, sedangkan kegiatan penjual melahirkan

konsep penawaran. Hubungan antara harga barang dengan jumlah permintaan barang

akan melahirkan hukum permitaan, sedangkan hubungan antara harga barang dengan

jumlah penawaran barang akan melahirkan hukum penawaran. Permintaan dipengaruhi

oleh faktor jumlah pendapatan dan selera orang terhadap barang yang bersangkutan.

Sementara itu, penawaran dipengaruhi oleh jumlah produk barang dan adanya barang

sustitusi dari barang yang bersangkutan.

Hubungan antara penjual dan pembeli (penawaran dan permintaan) ini melahirkan

harga kesepakatan/kesimbangan yang disebut harga pasar (harga keseimbangan). Di

dalam gambar kurva, harg keseimbangan ditunjukkan oleh titik potong antara kurva

permintaan dan kurva penawaran.

Bab XVI Permintaan, Penawaran, dan Harga Pasar

229

Latihan

A. Pilihlah jawaban a, b, c, atau d yang paling tepat!

1. Pernyataan berikut ini yang paling benar adalah ...

a. Konsep permintaan muncul karena adanya kegiatan penjual.

b. Konsep permintaan muncul karena adanya kegiatan pembeli.

c. Konsep permintaan muncul karena adanya kegiatan produsen.

d. Konsep permintaan muncul karena adanya kegiatan pedagang.

2. Permintaan terhadap barang ”X” menggambarkan ...

a. kesanggupan pembeli untuk membeli berbagai jumlah barang ”X” pada berbagai

tingkat harga.

b. kesanggupan pembeli untuk membeli berbagai jumlah barang ”X” pada tingkat harga

tertentu.

c. kesanggupan produsen untuk mejual berbagai jumlah barang ”X” pada berbagai

tingkat harga.

d. kesanggupan produsen untuk menjual berbagai jumlah barang ”X” pada tingkat harga

tertentu.

3. Permintaan terhadap barang ”X” dipengaruhi oleh ...

a. jumlah pendapatan pembeli dan jumlah produk barang ”X”.

b. selera pembeli dan adanya barang komplementer dari barang ”X”.

c. jumlah pendapatan dan selera pembeli terhadap barang “X”.

d. selera pebeli dan jumlah produk barang ”X”.

4. Penawaran barang ”X” dipengaruhi oleh ...

a. banyaknya barang komplementer dari barag ”X”.

b. jumlah pendapatan masyarakat.

c. selera konsumsi masyarakat terhadap barang ”X”.

d. jumlah produk barang ”X”.

5. Hukum Permintaan menyatakan bahwa jumlah barang yang diminta (Qd) berhubungan

terbalik dengan harga (P) barang tersebut. Hal itu berarti ...

a. jika P naik, maka Qd akan bertambah.

b. ika P turun, maka Qd akan bertambah.

c. jika Qd bertambah, maka P akan turun .

d. jika Qd berkurang, maka P akan naik.

6. Hukum Penawaran menyatakan bahwa ...

a. umlah barang yang ditawarkan berhubungan searah dengan harga.

b. jumlah barang yang ditawarkan berhubungan terbalik dengan harga.

c. penawaran berhubungan lurus dengan harga.

d. penawaran berhubngan terbalik dengan harga

Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VIII

230

7. Harga Pasar (harga keseimbangan) terj adi pada saat ada ...

a. keseimbangan antara penjual dan pembeli.

b. kesimbangan antara permintaan dan penawaran.

c. kesepakatan harga antara produsen dan penjua.

d. kesepakatan harga anara pembeli dan konsumen.

8. Apabila harga pasar barang ”X” naik, maka ...

a. jumlah permintaan barang ”X” cenderung bertambah.

b. jumlah penawaran barang ”X” cenderung berkurang.

c. jumlah permintaan barang ”X” cenderng berkurang.

d. j umlah penawaran barang ”X” cenderung tetap.

B. Isilah titik-titik berikut !

1. Permintaan merupakan kesanggupan pembeli untuk .............................................

................................................................................

2. “Hukum Permintaan” menyatakan bahwa “jumlah barang yang diminta berhubungan

terbalik dengan harga”, artinya

....................................................................................................

.................

3. Faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap permintaan seseorang terhadap suatu

barang adalah:

a. ......................................... b. ..............................................

4. “Hukum Penawaran” menyatakan bahwa “jumlah barang yang ditawarkan berhbungan

searah dengan harga”, artinya ...........................................................................

.............................................................

5. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penawaran suatu barang antara lain:

a. ...................................... b. ........................................

6. “Harga pasar” terjadi ketika ada ........................................................................

...................................................................................

Refleksi

Setelah mempelajari bab ini, apakah kamu telah memahami pengertian permintaan

dan penawaran, hukum permintaan dan hukum penwaran, serta faktor yang

mempengaruhinya? Apakah kamu juga telah memahami proses terjadinya harga pasar

(harga keseimbanga)? Apabila kamu seorang produsen/penjual , apa yang akan kamu

lakukan jika harga pasar barang “X” terus menaik?

GLOSARIUM

231

Angin muson

: Angin yang bergerak searah dalam waktu satu musim (6 bln)

Angka harapan hidup

: Harapan hidup adalah perkiraan sampai berapa lama orang

tersebut dapat hidup ketika orang itu dilahirkan.

Angka kematian

: Angka kematian dihitung dari jumlah kematian bayi yang lahir

dan hidup per seribu bayi dalam satu tahun.

ASDP

: Singkatan dari Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan

ASDR

: Age Specific Death Rate, Angka Kematian Berdasarkan

Kelompok Umur Tertentu

Barang komplementer

: barang pelengkap barang lain.

Barang substitusi

: barang pengganti atas barang lain.

Batig Slot

: Kelebihan modal/penumpukan modal di negeri Belanda akibat

sistem monopoli yang dilakukan Belanda selama menjajah di

Indonesia.

BPUPKI

: Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan

Indonesia (BPUPKI) atau dalam bahasa Jepang disebut

Dokuritsu Junbi Cosakai.

Budgeting

: anggaran

CBR

: Crude Birth Rate, adalah angka kelahiran yang menunjukkan

jumlah kelahiran perseribu penduduk dalam suatu periode.

CDR

: Crude Death Rate/CDR, Tingkat Kematian Kasar adalah angka

yang menunjukkan rata-rata kematian perseribu penduduk

dalam satu tahun.

Ceteris paribus

: keadaan di luar faktor yang dibicarakan tetap.

Chuo Sangi In

:

Dewan Pertimbangan Pusat. Dibentuk sebagai realisasi

kebijaksanaan partisipasi politik Jepang. Maksudnya memberikan

peran aktif kepada tokoh-tokoh Indonesia di dalam lembaga

pemerintahan

Crude Death Rate (CDR) : Angka kematian dihitung dari jumlah kematian bayi yang lahir

dan hidup per seribu bayi dalam satu tahun.

Dampak kependudukan : Pengaruh k

uat yang mendatangkan akibat baik negatif maupun

positif dari penduduk.

Dataran

: Bentuk muka bumi yang datar

Dataran rendah

: Bentuk muka bumi yang datar letaknya di daerah yang

rendah

Dataran tinggi

: Bentuk muka bumi yang datar letaknya di daerah pegunungan

dengan ketinggian 0 – 600 m diatas permukaan laut dengan

ketinggian lebih dari 600 m diatas permukaan laut di mata

negara-negara lain.

Dinamika penduduk

: Per

ubahan penduduk ditanda tangani pada tanggal 2 September

1945 oleh Jenderal Douglas Mc Arthur ditandatangani kapitulasi

penyerahan Jepang pada Sekutu

GLOSARIUM

Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VIII

232

Domisili

: tempat tinggal

Ekosistem

: Suatu kesatuan fungi yang terdiri dari dari berbagai komponen,

dimana masing-masing komponen tidak bisa dipisahkan dengan

komponen lainnya dalam rangka mencapai suatu tujuan.

Expansive

: Berbentuk limas, menunjukkan jumlah penduduk usia muda

lebih besar, kelahiran tinggi, kematian rendah,sehingga jumlah

penduduk terus bertambah.

Fatahillah

: panglima tentara Demak yang berhasil mengusir Portugis dari

Sunda Kelapa. Nama Sunda Kelapa kernudian diubah menjadi

Jayakarta.

Fauna

: dunia binatang

Fauna Asiatis

: fauna yang berasal dari Asia

Fauna Australis

: fauna yang berasal dari Australia

Feri

: Sejenis kapal bermotor untuk penyeberangan selat antara satu

pulau dengan pulau lain

Fertilitas

: Kelahiran

Flora

: dunia tumbuhan

Francisacus Xaverius

: rohaniawan Spanyol yang merupakan pendiri Orde Jesuit

bersama Ignatius Loyolo melakukan kegiatan keagamaan di

tengah-tengah masyarakat Ambon, Ternate dan Morotai antara

tahun 1546-1547.

GFR

: General Fertility Rate, Angka Kelahiran Umum

Harga

: nilai suatu barang yang dinyatakan dalam satuan uang.

Hukum penawaran

: hukum yang menggambarkan hubungan antara jumlah barang

yang ditawarkan dengan harga barang.

Hukum permintaan

: hukum yang menggambarkan hubungan antara jumlah barang

yang diminta dengan harga barang.

Human Development

: K

ualitas sumberdaya manusia Indonesia, yang merupakan

indikator kualitas penduduk Indonesia yang ditunjukkan oleh

Human Development Index (HDI) atau IndeksPembangunan

Manusia (IPM) yang dilihat dari tingkat kesehatan, pendidikan,

dan pendapatan penduduk.

IMR

: Infan Mortality Rate, Tingkat Kematian Bayi, adalah angka yang

menunjukkan banyaknya bayi yang meninggal dari setiap 1000

bayi yang lahir hidup.

Jet foil

: Kapal motor dengan kecepatan tinggi untuk penyeberangan

antar

Keluarga berencana

: Suatu upaya mengatur kelahiran dengan menggunakan alat

kontrasepsi

Kepadatan penduduk

: Perbandingak antara jumlah penduduk dengan lluas wilayah

dalam Km2

Kerusakan lingkungan : Kerusakan dimana unsur-unsur lingkungan atau lebih sudah

tdak berfungsi pada suatu ekosistem.

Koersi

: pengendalian yang dilakukan oleh pihak berwenang dengan

cara paksaan

Index (HDI)

hidup

GLOSARIUM

233

Komponen Autotro

fi

k

: makhluk hidup, yaitu tumbuhan yang berhijau daun yang mampu

membentuk zat organik sebagai bahan makanan melalui proses

fotosintesis.

Komponen Heterotro

fi

k : adalah makhluk hidup yang tidak mampu membuat makanan

sendiri atau dengan kata lain tergantung pada makhluk hidup

yang lain, contohnya manusia dan binatang.

Komposisi penduduk

: Susunan

penduduk berdasarkan kelompok umur dan jenis

kelamin

Komposisi penduduk

: Susunan penduduk menurut umur dan jenis kelamin

Kompulsi

: pengendalian yang dilakukan dengan cara tanpa kekerasan.

Kondisi

fi

sik

: Keadaan yang berkaitan dengan fenomena geogra

fi

secara

konformitas

: perilaku yang menyimpang, tetapi tidak menimbulkan dampak

negatif bagi kehidupan masyarakat..

Konstruktif

: Bersifat membangun

Lapangan IKADA

:

Lapangan Atletik Djakarta yang menjadi tempat rapat

araksasa

Lingkunan hidup

:

Lingkungan hidup merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan

dari interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya.

Lingkungan Budaya

: abstraksi yang berwujud nilai, norma, gagasan, dan konsep

dalam memahami dan menginterpretsikan lingkungan./ hasil

budidaya manusia

Lingkungan Fisik

: Unsur fisik yang terdapat dalam lingkungan hidup terdiri

atas tanah, air, udara, sinar matahari, senyawa kimia dan

sebagainya.

Luar Negeri

: Semua negara lain di luar Indonesia, yang membeli barang-

barang ekspor kita dan menjual barang dan jasa yang kita

impor.

Masalah penduduk

: Ber

bagai persoalan yang ditimbulkan akibat pertambahan

penduduk

Melek Huruf

: Berasal dari bahasa jawa artinya bisa baca dan tulis.

Missouri

: nama kapal perang Amerika Srikat. Diatas geladak kapal

inilah

Money income

: Jumlah rupiah yang diterima seseorang sebagai penghasilan.

Narkoba

: sejenis obat bius yang sangat berbahaya jika disalahgunakan

penggunaannya

Nasionalisme

: adalah faham yang berkaitan dengan rasa cinta tanah air .

Obyek Pajak

: Benda/Barang yang dikenai pajak

Osamu Seirei

: Undang-Undang yang dikeluarkan oleh Panglima Tentara

Keenam Belas, tentara penduduklan Jepang.

Pajak

: iuran wajib dari rakyat kepada negara berdasarkan Undang-

Undang yang tidak mendapat kontra prestasi (imbalan) secara

langsung

Pasar monopoli

: I

ni merupakan pasar yang dikuasai atau dilayani oleh satu

penjual.

Pasar persaingan

: Pasar

ini merupakan bentuk perpaduan antara pasar persaingan

sempurna dengan pasar monopoli. Pasar persaingan

monopolistik

Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VIII

234

monopolistik mengandung ciri kedua pasar tersebut, yaitu

adanya unsur persaingan dan monopoli.

Pasar persaingan

: Keadaan pasar di mana ada banyak penjual dan pembeli untuk

satu macam barang. Disebut sempurna apabila semua pihak

yang bersangkutan mengetahui benar akan keadaan pasar.

Pasutri

: Singkatan dari Pasangan Suami Istri

Pati Unus

: disebut juga Pangeran Sabrang Lor. Beliau pernah menyerang

Portugis di Malaka. Pati Unus melancarkan serangannya pada

tabun 1512 dan 1513. Serangan ini belum berhasil. Kemudian

pada tahun 1527, tentara Demak kembali melancarkan serangan

terhadap Portugis yang mulai menanarnkan pengaruhnya di

Sunda Kelapa.

Pelestarian lingkungan :

adalah rangkaian upaya untuk melindungi kemampuan lingkungan

hidup terhadap tekanan perubahan dan/atau dampak negatif yang

ditimbulkan oleh suatu kegiatan agar tetap mampu mendukung

perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.

Pembangunan

: Per

ubahan jangka panjang; untuk merencanakan pengelolaan dan

pemanfaatan sumber daya yang mendukung pemba bangunan

agar secara berlanjut dapat digunakan dan dimanfaatkan.

Pemerintah

: Baik pusat maupun daerah yang membeli dan menyediakan

berbagai barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat luas.

Pencacah

: Penghitungan penduduk

Pendidikan Dasar pada : ELS (Europese Lagerschool) ; HBS (Holandsch Chineeschool);

masa pergerakan

HIS (Holandsch Inlandshool)

nasional

Pendidikan Tinggi

: Koninklijk Instituut voor Hoger Technisch ondewijs in

Nederlandsch Indie

: Pendidikan Tinggi Teknik ; Rechtschool : Sekolah Tinggi Hukum

; GHS (Geneeskundige Hogeschool)

Pendidikan Tingkat

: HBS (Hogere Burger Sc

hool); MULO (Meer Uitegbreit Ondewijs)

: AMS (Algemene Middelbarea School)

Perilaku

: tindakan yang dilakukan oleh seorang individu atau sekelompok

orang.

Perjanjian Bongaya

: perjanjian yang terpaksa ditandatangani Hasanuddin pada

tanggal 18 November 1667. isinya sangat merugikan masyarakat

Gowa.

Persuasif

: pengendalian terhadap gangguan atau penyimpangan dengan

mendekati pihak-pihak yang menyimpang tanpa kekerasan.

Pervasif

: cara mensosialisasikan norma-norma secara berulang-ulang

dengan harapan menadi terinternaslisasi dalam diri individu.

Piagam Jakarta

: Rumusan yang dihasilkan Panitia Sembilan pada tanggal 22 Juni

1945. Untuk menindaklanjuti usulan-sulan dari sidang BPUPKI,

dibentuklah Panitia kecil yang diketuai oleh Ir. Soekarno. Panitia

ini dikenal sebagai Panitia Sembilan. Sebagai ketuanya Ir.

Soekarno. Anggota-anggotanya adalah Drs. Moh. Hatta, Mr.

Moh Yamin, Mr. Ahmad Subarjo, Mr. A.A. Maramis, Abdulkadir

Muzakir, Wakhidd Hasyim, H. Agus Salim, dan Abikusno

Cokrosuyoso.

sempurna

hidup

berkelanjutan

menengah

(Jakarta Charter)

GLOSARIUM

235

Piramida penduduk

: Bentuk gra

fi

k penduduk yang menyerupai pyramid yang ada di

Mesir

Piramida

: Gra

fi

k penduduk yang berbentuk piramid

Politik Etis

: politik hutang budi. Melalui sebuah kritikan, van Deventer

mengemukakan bahwa pemerintah Belanda dianggap telah

berhutang budi kepada rakyat Indonesia dengan demikian harus

dibayar/dibalas dengan peningkatan kesejahteraan melalui

gagasannya yang terkenal dengan “Trilogi van Deventer” yakni

emigrasi, irigasi dan edukasi (pendidikan).

PPKI

: P

anitia Persiaipan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), atau

dalam bahasa Jepang Dokuritsu Junbi Inkai. Tugas PPKI

adalah melanjutkan tugas BPUPKI dan untuk mempersiapkan

Kemerdekaan Indonesia. Ketua PPKI adalah Ir. Soekarno,

sedangkan wakilnya Drs. Moh. Hatta.

Preventif

: Usaha mencegah terjadinya penyimpangan atau gangguan

ketertiban dalam masyarakat

primer

: utama, pokok, dasar, awal.

Real income

: Jumlah barang dan jasa yang dapat dibeli seseorang dengan

penghasilan uang yang diterimanya ; penghasilan seseorang

yang dinyatakan dalam bentuk barang dan jasa

Regestrasi

: Upaya memperoleh jumlah penduduk dengan melakukan

pendaftaran penduduk

Regulerend

: mengatur

RTK (Rumah Tangga

: Atau para konsumen yakni seluruh anggota masyarakat yang

membeli barang dan jasa untuk dikonsumsi, dan menyediakan

sumber-sumber daya atau faktor-faktor produksi untuk dunia

usaha.

RTP (Rumah Tangga

: Atau para produsen, yakni seluruh warga masyarakat baik

secara perseorangan maupun organisasi menjalankan fungsi

produksi atau menghasilkan dan menjual barang dan jasa yang

dibutuhkan oleh masyarakat, dan membayar balas jasa atas

faktor-faktor produksi yang digunakan.

sekunder

: ke dua, turunan

Selera

: kenginan/kesukaan konsumen terhadap suatu barang.

Self Assessment System : sistem evaluasi diri, re

fl

eksi diri

Sensus

: Pencacahan/ penghitungan penduduk

Sex Ratio

: Perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki untuk setiap

100 penduduk perempuan.

sistem Benteng Stelsel : strat

egi pasukan belanda untuk menundukkan perlawanan

Pangeran Diponegoro dan perlawanan Kaum Padri. Sistem

Benteng Stelsel dapat digambarkan sebagai berikut; setiap

daerah yang sudah berhasil diduduki Belanda, dibangun

benteng pertahanan. Dari benteng yang satu ke benteng yang

lain ditempatkan atau dihubungkan dengan pasukan gerak

cepat. Tujuan dari strategi benteng stelsel untuk mempersempit

ruang gerak pasukan musuh.

Sistem campuran

: Sistem perekonomian yang ditandai dengan kepemilikan

sebagian sumber daya oleh swasta (pasar) dan sebagian lagi

Konsumen)

Produsen)

Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VIII

236

oleh publik (negara), di mana untuk pasar tertentu diregulasi

sedangkan pasar lainnya tidak terregulasi.

Sistem perekonomian

: kes

eluruhan tatacara untuk mengkoordinasikan perilaku

masyarakat (=para konsumen, produsen, pemerintah, bank, dan

sebagainya) dalam menjalankan kegiatan ekonomi (produksi,

distribusi, konsumsi, investasi, dan sebagainya) sedemikian rupa

sehingga menjadi satu kesatuan yang teratur dan dinamis, dan

kekacauan dapat dihindari.

Sistem perekonomian : Sistem di mana segala-galanya diatur oleh pemerintah dan

dikomandokan dari pusat, hak milik pribadi dihapus, dan

kebebasan berusaha ditiadakan. Sistem ini juga disebut

sosialisme-komunisme, atau disebut juga sistem ekonomi

kolektivis, ekonomi terpimpin, atau ekonomi terencana (planned

economy).

Sistem perekonomian

: Sistem perekonomian yang didasarkan pada aturan main yang

meliputi koordinasi kegiatan perekonomian berdasarkan harga

yang ditentukan oleh pasar secara bebas dan kepemilikan

sumber daya secara pribadi. Sebutan terkenal adalah sistem

kapitalisme-liberalisme.

STOVIA (School Tot

: merupakan sekolah untuk mendidik dokter bumi putera. Dikenal

juga dengan sebutan sekolah dokter Jawa. Gedung STOVIA

tempat lahirnya gagasan membentuk organisasi modern, sampai

sekarang masih tetap dilestarikan keberadaannya dan disebut

sebagai Gedung Kebangkitan Nasional.

Studie Fond

: dana yang dikumpulkan untuk biaya pendidikan. Hal ini menjadi

awal dari berdirinya Budi Utomo.

Subyek Pajak

: Orang yang berkawajiban membayar pajak, wajib pajak

Sumberdaya

: Segala sesuatu, baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud,

yang digunakan untuk proses produksi.

Tanah

: bagian terluar dari kulit bumi yang terjadi sebagai akibat pela

Tawuran

: perkelahian masal antarkelompok masyarakat.

Transmigrasi

: Perpindahan dan atau dipindahkannya penduduk dari daerah

yang padat ke daerah yang masing jarang penduduknya.

Transportasi

: Prasarana untuk mengangkut barang atau orang

Tumenggung Baurekso : panglima perang dari Mataram yang memipin penyerangan

terhadap keududukan VOC di Batavia

Unsur-unsur lingkungan : bagian dari lingkungan hidup yang terdiri atas unsur hayati

(manusia,

fl

ora dan fauna) dan unsur nonhayati (udara, tanah

dan air). untuk memberikan dukungan terhadap Proklamasi 17

Agustus 1945.

Urbanisasi

: Perpindah penduduk dari desa ke kota-kota besar

komando

pasar

Opleiding Voor

Inlandsche Artsen)

hidup

DAFTAR ISI

237

A., Ritonga. 2001.

Kependudukan dan Lingkungan Hidup

. Jakarta: Lembaga Penerbit

FEUI.

A.K. Pringgodigdo. 1980.

Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia.

Jakarta: Dian Rakyat.

Abdulrachmat, Idris. 1997.

Pendidikan Kependudukan

. Bandung: FKIS IKIP Bandung.

Abdulsyani. 1994.

Sosiologi: Sistematika, Teori, dan Terapan

. Jakarta: Bumi Aksara.

Abdurrachman Surjomihardjo. 1980.

Arsip Nasional dan Kesadaran Sejarah

. Arsip Nasional.

Jakarta.

Badan Pusat Statistik. 2006.

Statistik Indonesia

. Jakarta: BPS.

Bemmelen, RW. Van. 1949.

The Geology of Indonesia

. The Hague: Government Printing

Of

fi

ce.

Benda, H.J. 1980.

Bulan Sabit dan Matahari Terbit

, Terjemahan Daniel Dhakidae. Jakarta:

Pustaka Jaya.

Brown, L.R. 1992.

Tantangan Masalah Lingkungan Hidup

. Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia.

Budiman, Arief. 1991.

Negara dan Pembangunan – Studi tentang Indonesia dan Korea

Selatan.

Jakarta: Yayasan Padi dan Kapas.

Carla Poli. 1992.

Pengantar Ilmu Ekonomi I - Buku Panduan Mahasiswa

. Jakarta:

Gramedia.

Cohen, Bruce, J. 1992.

Sosiologi Suatu Pengantar

. Penerbit Rineka Cipta.

Darmawijaya, Isa. 1990.

Klasi

fi

kasi Tanah

. Yogyakarta: Gajahmada University Press.

Deker, Nyoman. 1989.

Sejarah Revolusi Nasional

. Jakarta: Penerbit Balai Pustaka.

Encyclopedia of Lands and Peoples.

1995. Australia: King

fi

sher.

Gilarso, T. 2003.

Pengantar Ilmu Ekonomi - Bagian Makro

.Yogyakarta: Kanisius.

Hatta Mohamad. 1979.

Memoir

. Jakarta: Tintamas.

Hendropuspito, D. O.C. 1990.

Sosiologi Sistematik

. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Hendropuspito, D. 1983.

Sosiologi Agama

. Yogyakarta: Kanisius.

Horton, Paul B. Dan Chester L. Hunt. 1991.

Sosiologi

. Jakarta: Erlangga.

I Nyoman Dekker. 1975.

Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia

. Lembaga Penerbit IKIP

Malang.

I Wayan Legawa. 1996.

Pentingnya Kesadaran Sejarah dalam Memantapkan Kesadaran

Nasional.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Fakultas Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial. IKIP Malang.

I Wayan Legawa. 1991.

Sejarah Indonesia Baru II

. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Proyek Peningkatan Perguruan Tinggi. IKIP Malang.

Koch, D.M.G. 1951.

Om de Vrijheid, De Nationalaistische Beweging in Indonesia

, terjemahan

Abdul Muis. Jakarta: Yayasan Pembangunan.

Koentjaraningrat. 1984.

Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan

. Jakarta: Penerbit PT.

Gramedia.

DAFTAR PUSTAKA

Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VIII

238

Koentjaraningrat. 1967.

Beberapa Pokok Antropologi Sosial

. Penerbit: Dian Rakyat.

Koentjaraningrat. 1990.

Pengantar Ilmu Antropologi

. Jakarta: Rineka Cipta.

Ktut Sudiri Panyarikan. 1985.

Sejarah Indonesia Baru

.

Masa Pergerakan Nasional Indonesia

dan Masa Pendudukan Jepang

. Malang: IKIP Malang.

Kuntiwijoyo. 1986.

Dari Integrasi Nasional ke Sistemisasi Nasional

. Jakarta: Kelompok Studi

Proklamasi.

Lauer, L. Rebert. 1993.

Perspektif Tentang Perubahan Sosial

. Penerbit Rineka Cipta.

Malik, Adam. 1982.

Mengabdi Republik

. Jilid I, Jakarta: Gunung Agung.

Mantra, I.B. 2002.

Persebaran Penduduk dan Kebijaksanaannya di Indonesia

. Yogyakarta:

UGM Press.

Marwati Djoened Poesponegoro, dkk. 1984.

Sejarah Nasional Indonesia

, Jilid II dan V.

Jakarta. Balai Pustaka.

McEachern, William. 2000.

Ekonomi Makro - Pendekatan Kontemporer

. Terj. Sigit Triandaru.

Jakarta: Salemba Empat.

Moch. Enoh. 2005.

Geogra

fi

Regional Indonesia

. Unipress –UNESA

Nasution A.H. 1977.

Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia, Proklamasi

, Jilid I, Bandung:

Angkasa.

Ormerod, Paul, 1997,

Matinya Ilmu Ekonomi

, Penyadur, Parakitri T. Simbolon, Jakarta :

Kepustakaan Populer Gramedia (KPG)

Polak, YBAF Major. 1971. Sosiologi, Suatu Pengantar Ringkas, Penerbit Ichtiar.

Pollard, Ah, dkk 2004.

Demogra

fi

. Jakarta. Bina Aksara.

Ricklefs, M.C, 1994,

Sejarah Indonesia Modern

, terjemahan dari

“A History of Indonesia”

oleh Dharmnono Hardjowidjono. Yogyakarta: Gajahmada Univ. Press.

Ricklefs, M.C. 1982.

A History of Modern Indonesia c. 1300 to the Present.

The Macmillan

Press. Ltd. London and Basingston.

Robert van Neil. 1984.

Munculnya Elit Modern Indonesia

, terjemahan. Jakarta. Pustaka

Jaya.

Sekeretariat Negara. 1983.

30 Tahun Indonesia Merdeka, 1945-1949

. Jakarta: Tira.

Soekanto, Soerjono. 1995.

Sosiologi Suatu Pengantar

. Jakarta: Raja Gra

fi

ndo Persada.

Soerjani, 1990.

Lingkungan, Sumberdaya Alam dan Kependudukan dalam Pembangunan

.

Jakarta: UI Press

Soeroso, Santoso. 2004.

Mengarusutamakan Pembangunan Berwawasan Kependudukan

di Indonesia

. Jakarta: EGC.

Suhartoyo Hardjosatoto. 1980.

Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia

. Liberty.

Yogyakarta.

Sumartono, Gatot P. 2005.

Hukum Lingkungan Hidup

. Jakarta: Sinar Gra

fi

ka.

Sunarto, Kamanto, 1993,

Pengantar Sosiologi

, Jakarta, Lembaga Penerbit FE-UI

Susanto Tirtoprodjo. 1970.

Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia

. PT. Pembangunan.

Jakarta.

Tambunan, Tulus, T.H. 2001.

Transformasi Ekonomi di Indonesia - Teori dan Penemuan

Empiris.

Jakarta: Salemba Empat.

Tjiptoherianto, Priyono. 2002.

Sumber Daya Manusia, Kesempatan Kerja, dan Pembangunan

Ekonomi.

Jakarta: Lembaga Peenerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

World Population Data Sheet

. 2005. Washington: Population Reference Bureau.

INDEKS

239

INDEKS

A

Aceh 61

Adam Smith 2,6,10,12,16,17,30,112,119,124,156,15

9,160,166,223,226

aktivitas 232

arus barang 2,6,10,12,16,17,30,112,119,124,156,159

,160,166,223,226

arus uang 2,6,10,12,16,17,30,112,119,124,156,159,1

60,166,223,226

ASDR 2,6,10,12,16,17,30,112,119,124,156,159,160

,166,223,226

B

Benteng Stelsel 61

BPUPKI 2,6,10,12,16,17,30,112,119,124,156,159,16

0,166,223,226

C

CBR 2,6,10,12,16,17,30,112,119,124,156,159,160,1

66,223,226

CDR 2,6,10,12,16,17,30,112,119,124,156,159,160,1

66,223,226

Chuo Sangi In 2,6,10,12,16,17,30,112,119,124,156,1

59,160,166,223,226

corporation 2,6,10,12,16,17,30,112,119,124,156,159

,160,166,223,226

D

dampak 2,6,10,12,16,17,30,112,119,124,156,159,16

0,166,223,226

dataran tinggi

pantai

masalah penduduk 232

dinamika penduduk 2,6,10,12,16,17,30,112,119,124,

156,159,160,166,223,226

E

Eropa 6,7,8,16,17,18,30,32,36,37,38,45,46,47,53,54

,58,59,60,61,64,65,69,70,71,72,75,76,78,80,8

1,82,84,87,89,90,91,92,93,94,95,97,98,101,10

3,104,105,106,107,108,110,111,113,114,115,

117,118,119,122,144,124,128,129,132,133,14

9,150,151,154,155,156,157,158,159,160,162,

163,164,167,172,173,174,179,180,181,182,18

3,187,191,193,194,195,197,198,200,201,203,

204,207,212,213,221,222,223,224,225,226,22

7,230,234,236

G

GFR 2,6,10,12,16,17,30,112,119,124,156,159,160,1

66,223,226

I

imperialisme 2,6,10,12,16,17,30,112,119,124,156,15

9,160,166,223,226

IMR 2,6,10,12,16,17,30,112,119,124,156,159,160,1

66,223,226

ingkat pengangguran 2,6,10,12,16,17,30,112,119,12

4,156,159,160,166,223,226

input 2,6,10,12,16,17,30,112,119,124,156,159,160,1

66,223,226

internet 2,6,10,12,16,17,30,112,119,124,156,159,16

0,166,223,226

Ipoleksosbudhankam 2,6,10,12,16,17,30,112,119,12

4,156,159,160,166,223,226

J

Jendral Terauchi 2,6,10,12,16,17,30,112,119,124,15

6,159,160,166,223,226

K

kapitalisme-liberalisme 2,6,10,12,16,17,30,112,119,

124,156,159,160,166,223,226

Karl Marx 2,6,10,12,16,17,30,112,119,124,156,159,

160,166,223,226

keluarga berencana 2,6,10,12,16,17,30,112,119,124,

156,159,160,166,223,226

kepadatan penduduk 2,6,10,12,16,17,30,112,119,124

,156,159,160,166,223,226

Koiso 2,6,10,12,16,17,30,112,119,124,156,159,160,

166,223,226

kolonialisme 2,6,10,12,16,17,30,112,119,124,156,15

9,160,166,223,226

komposisi penduduk 2,6,10,12,16,17,30,112,119,124

,156,159,160,166,223,226

komunisme 2,6,10,12,16,17,30,112,119,124,156,159

,160,166,223,226

Konformitas 2,6,10,12,16,17,30,112,119,124,156,15

9,160,166,223,226

konjungtur 2,6,10,12,16,17,30,112,119,124,156,159,

160,166,223,226

Korpri 2,6,10,12,16,17,30,112,119,124,156,159,160

,166,223,226

L

langka 2,6,10,12,16,17,30,112,119,124,156,159,160

,166,223,226

life expectancy 2,6,10,12,16,17,30,112,119,124,156,

159,160,166,223,226

lingkungan biotik 2,6,10,12,16,17,30,112,119,124,15

6,159,160,166,223,226

lingkungan budaya 2,6,10,12,16,17,30,112,119,124,

156,159,160,166,223,226

lingkungan hidup 2,6,10,12,16,17,30,112,119,124,15

6,159,160,166,223,226

Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VIII

240

M

Maluku 2,6,10,12,16,17,30,112,119,124,156,159,16

0,166,223,226

masalah penduduk 2,6,10,12,16,17,30,112,119,124,1

56,159,160,166,223,226

Mataram 2,6,10,12,16,17,30,112,119,124,156,159,16

0,166,223,226

Moh. Hatta 2,6,10,12,16,17,30,112,119,124,156,159,

160,166,223,226

Monopoli 2,6,10,12,16,17,30,112,119,124,156,159,1

60,166,223,226

N

norma 2,6,10,12,16,17,30,112,119,124,156,159,160,

166,223,226

O

Oligopoli 2,6,10,12,16,17,30,112,119,124,156,159,1

60,166,223,226

P

pajak 2,6,10,12,16,17,30,112,119,124,156,159,160,1

66,223,226

partnership 2,6,10,12,16,17,30,112,119,124,156,159,

160,166,223,226

pembangunan 2,6,10,12,16,17,30,112,119,124,156,1

59,160,166,223,226

pembangunan berkelanjutan 2,6,10,12,16,17,30,112,

119,124,156,159,160,166,223,226

Pengendalian sosial 2,6,10,12,16,17,30,112,119,124,

156,159,160,166,223,226

penghasilan nominal (money income) 2,6,10,12,16,1

7,30,112,119,124,156,159,160,166,223,226

penghasilan real (real income) 2,6,10,12,16,17,30,11

2,119,124,156,159,160,166,223,226

penyakit sosial 2,6,10,12,16,17,30,112,119,124,156,

159,160,166,223,226

penyimpangan sosial 2,6,10,12,16,17,30,112,119,12

4,156,159,160,166,223,226

Perang Asia Timur Raya 2,6,10,12,16,17,30,112,119,

124,156,159,160,166,223,226

Perang Paderi 2,6,10,12,16,17,30,112,119,124,156,1

59,160,166,223,226

perlawanan 2,6,10,12,16,17,30,61,62,63,112,119,124

,156,159,160,166,223,226

perlawanan Diponegoro 2,6,10,12,16,17,30,112,119,

124,156,159,160,166,223,226

persaingan sempurna 2,6,10,12,16,17,30,112,119,12

4,156,159,160,166,223,226

pertumbuhan penduduk 2,6,10,12,16,17,30,112,119,

124,156,159,160,166,223,226

Portugis 2,6,10,12,16,17,30,112,119,124,156,159,16

0,166,223,226

PPKI 2,6,10,12,16,17,30,112,119,124,156,159,160,1

66,223,226

public goods and services 2,6,10,12,16,17,30,112,11

9,124,156,159,160,166,223,226

R

rentabilitas 2,6,10,12,16,17,30,112,119,124,156,159,

160,166,223,226

Rumah Tangga Konsumen (RTK) 2,6,10,12,16,17,30

,112,119,124,156,159,160,166,223,226

rumah tangga produsen (RTP) 2,6,10,12,16,17,30,11

2,119,124,156,159,160,166,223,226

S

sanksi 2,6,10,12,16,17,30,112,119,124,156,159,160,

166,223,226

sektor informal 2,6,10,12,16,17,30,112,119,124,156,

159,160,166,223,226

Sex Ratio 2,6,10,12,16,17,30,112,119,124,156,159,1

60,166,223,226

Soekarno 2,6,10,12,16,17,30,112,119,124,156,159,1

60,166,223,226

sole proprietorship 2,6,10,12,16,17,30,112,119,124,1

56,159,160,166,223,226

T

Ternate 2,6,10,12,16,17,30,112,119,124,156,159,160

,166,223,226

tingkat kelahiran bayi 2,6,10,12,16,17,30,112,119,12

4,156,159,160,166,223,226

Tingkat kematian 2,6,10,12,16,17,30,112,119,124,15

6,159,160,166,223,226

Tojo 2,6,10,12,16,17,30,112,119,124,156,159,160,1

66,223,226

transmigrasi 2,6,10,12,16,17,30,112,119,124,156,15

9,160,166,223,226

U

Upah Minimal Propinsi (UMP) 2,6,10,12,16,17,30,1

12,119,124,156,159,160,166,223,226

urbanisasi 2,5,6,7,8,9,10,12,13,16,17,18,26,27,28,30,

33,42,11,45,48,43,53,54,61,62,63,65,70,73,82,

112,119,124,50,159,160,166,156,159,160,166,

223,156,226,223,226,232,236,226

V

VOC 2,6,10,12,16,17,30,112,119,124,156,159,160,1

66,223,226